BANDUNG RAYA, 25 Jan 2019 – FAKULTAS Ilmu Komunikasi (Fikom) Unisba tengah menjalin kerjasama dengan Universiti Sains Islam Malaysia (USIM). Kegiatan yang dilakukan adalah teleconference, riset kolaboratif, dan seminar internasional. Pekan lalu, Jumat (25/1/2019) mereka telah melaksanakan teleconference.

Menurut Dekan Fikom Unisba, Septiawan K. Santana, tema yang diusung dalam kerjasama ini adalah tentang komunikasi dan lebih spesifik tentang keberadaan media di Indonesia dan Malaysia.

“Kegiatan ini baru pertama kali dilakukan. Kita sangat antusias dengan kerjasama ini. Urgensi dari kegiatan ini adalah melakukan pemetaan tentang media di Indonesia dan Malaysia, dalam kaitan kelokalan atau ke-Asia-an, bukan atas perspektif barat,” kata Septiawan kepada galamedianews.com, Rabu (30/1/2018).

Dikatakan, teleconference tersebut merupakan langkah pertama untuk mendasari bagaimana membuat riset kolaboratif tentang komunikasi dan media di Indonesia dan Malaysia berdasarkan perspektif lokal atau Asia. “Artinya kita mencoba memberi alternatif terhadap pemetaan awal, bagaimana persoalan komunikasi atau media di Malaysia dan Indonesia berdasarkan perspektif lokal,” jelasnya.

Ia mencontohkan, riset yang akan dilakukan adalah membedah tentang pengajaran agama Islam dengan studi kasus bagaimana cara guru ngaji mengajar di pelosok, seperti di Tasik, Garut, dll. Hal ini dibandingkan dengan cara guru ngaji mengajar di daerah atau pelosok Malaysia dalam menghadapi era disrupsi ini.

Menurutnya, hasil dari riset nanti tidak perlu ada penyamaan persepsi, tapi kedua belah pihak ingin memetakan dan mengetahui cara komunikasi di antara dua negara. “Kita justru ingin mengetahui warna-warninya. Ada persamaan atau perbedaan enggak di antara kedua negara ini,” kata Septiawan.

Dengan kerjasama ini, katanya, pihaknya ingin mencoba menerobos sekat-sekat pemikiran yang telah dikotak-kotakan selama ini oleh Barat. Dengan kegiatan ini pula pihaknya berharap ingin memiliki perspektif lokal soal komunikasi di dunia keislaman. Diharapkan dengan kegiatan ini muncul pemikiran alternatif, sehingga memberi referensi akademis, baik untuk tingkat ASEAN maupun dunia.

“Kegiatan joint research ini sangat urgen, karena ada beberapa hal yang harus ditanggapi. Setidaknya, bisa memberikan referensi kultur akademis yang berbeda dengan meneliti berbagai hal,” katanya.

Pihaknya menargetkan tiga kegiatan yang dilaksanakan Fikom Unisba dan Usim ini bisa dilaksanakan  dalam satu tahun.

(Berita ini telah diterbitkan oleh galamedianews.com pada 31 Januari 2019)